Tuesday, July 12, 2011

"Mama-mama Pasar"

Jakarta - Buku catatan bergaris itu sa buka lagi setelah setahun tertutup. Warnanya masih tetap sama seperti dulu, putih. Namun, sedikit terasa kasar ditangan saat sa pegang dan buka. "Ahsim... ashim... ." Sa langsung bersin-bersin. Barangkali karena debu yang tra kelihatan itu beterbangan, masuk ke sa pu hidung.

Isi buku catatan itu masih utuh. Tulisan seperti cakar ayam. Itu sebutan yang biasa sa dengar saat masih duduk dibangku sekolah dasar dua puluh tahun lalu. Sa buka perlembar. Sa baca dan mengingat kembali saat peristiwa itu terjadi, peristiwa catat-mencatat. Waktunya setahun lalu, 2010.

Dalam lembaran bagian belakang, ada satu kalimat yang manarik sa pu minat untuk membaca buku catatan itu. De pu judul "Mama-mama pasar." Sehabis baca bait pertama, "Rasa sakit di dalam hati bila ko tra peduli torang," sa langsung ingat sosok mama-mama Papua yang berjualan noken (berfungsi sebagai tas) di atas trotoar, seberang gedung Bank Papua, Jayapura. Mereka menyulam benang menjadi noken-noken yang cantik. Ada yang bertuliskan Papua, West Papua, gambar bendera Papua Bintang Kejora, dan ada juga yang polos hitam, kuning, putih, dll.

Noken yang paling menyita perhatian adalah noken dengan bahan serat kulit kayu. Warna dia krem dan ada juga yang coklat. Ukuran pun bermacam-macam, mulai dari ukuran handphone BB hingga untuk sebuah dompet ukuran 20x10 cm. Ada juga yang bisa diisi buku catatan. Harga noken berbeda-beda menurut ukuran, warna, dan bahan. Noken dengan bahan serat kayu relatif lebih mahal. Noken ukuran kecil untuk dompet dan handphone seharga Rp 50.000,00. Semakin besar ukuran maka harga pun semakin mahal. Ini sangat wajar karena tumbuhan yang digunakan semakin sulit ditemukan. Proses pembuatan menjadi serat kering dan siap pakai juga rumit. Tumbuhan ini hanya bisa tumbuh didaerah dataran tinggi. Proses pembuatan, terlebih dulu batang tumbuhan itu dipukul hingga remuk dan dijemur beberapa hari. Setelah kering, serat kayu dilepaskan dari tulang batang tumbuhan tersebut. Serat-serat itu kemudian dipilah hingga seukuran benang lalu digulung rapi.

Dengan menggunakan noken ini, kekhasan orang asli Papua lahir dengan sendirinya. Sa senang sekali ketika melihat orang memakai tas noken.

Mama Papua lain berjualan di depan toko Gelael. Di sini, dorang jual sayur daun kasbi, kangkung, labu siam yang su parut, tauge (kacang tumbuk). Ada juga mama Papua yang jual hipere (Ubi), kasbi, keladi tinta (keladi dengan paduan warna putih dan ungu). Dibagian lain, ada yang jual pinang. Tujuh - sepuluh buah pinang plus tiga buah sirih dihargai Rp 5.000,00. Kalau ada yang mau bungkus, dong su siapkan kapur dikertas dan dilipat berbentuk segi tiga. Tapi, yang sa lihat, kebanyakan pembeli pinang tu su punya kapur yang dong simpan di dalam kaleng berukuran kecil.

Di seantero Papua, semua orang makan pinang. Mulai anak kecil usia sekolah dasar hingga orang lanjut usia. Di mana-mana orang pergi pasti menemukan pinang. Ada juga yang jualan dipinggir jalan, depan rumah, bahkan dihalaman rumah penduduk tidak sedikit yang menanam pohon pinang.

Satu malam diakhir bulan Desember 2010, sa antar mama de ke toko Gelael untuk membeli susu. Kira-kira jam delapan malam lebih. Mama-mama ini masih duduk berjualan. Diantara mereka ada yang hanya pake kain sarung untuk membungkus dong pu badan, tangkis angin malam yang dingin. Ada yang pakai baju hangat dengan sulaman tangan. Ada juga yang terlihat hanya menggunakan baju kaos yang melekat ditubuh nya. Di depan dorang pu jualan, hanya ada pelita yang dibuat dari botol seukuran botol selai kacang 400 gram.
Dibagian lain, ada meja berukuran kecil yang dibalik. Pemiliknya telah pulang atau mungkin tidak berjualan hari itu. Semoga bukan karena sakit. Semoga besok lagi, dia bisa berjualan. Semoga.

Pengamatan sa terhadap mama dorang terhenti dengan sebuah suara "ayo say, tong pulang," ajakan mama de sambil berjalan ke tempat parkiran.

Freddy Sidik, seorang seniman dan pencipta lagu asal Papua. Lagu 'mama - mama pasar' mengandung arti yang sangat dalam. Kalimatnya begitu sederhana namun mampu menggambarkan perasaan mama - mama pasar.

Mama Papua, kalian sa pu inspirasi. Kalian perempuan Papua yang kuat dan tangguh. Apapun tentang diri mama, siap kau korbankan demi sebuah keluarga. Mama...trima kasih sudah jaga torang pu tanah air, Papua.

Mama - mama pasar

Rasa sakit di dalam hati bila ko tra peduli torang
Kami ini mama mu, anak
Mengapa kau begitu

Kami mama-mama pasar
Kami bukan peminta-minta
Ini hasil keringat kami, bukan seperti dorang

Pesan sudah mama kasi tau
Berjualan dipinggir jalan
Pesan sudah mama cerita
Menahan panas dan dingin



 
Demo mama-mama pedagang Papua

No comments:

Post a Comment